Sampah Dikelola TPS 3R, Desa Adat Buleleng UpayakanLingkungan Bersih, Hasilkan Kompos dan Eco Enzyme

SINGARAJA – Di saat pemerintah gencar mensosialisasikan pengelolaan sampah, Desa Adat Buleleng, telah bekerja mengelola sampah dengan maksimal melalui TPS 3R KMP Nekat Kedas. Selama ini, masyarakat Desa Adat Buleleng membuang sampah di bak penampung yang tersedia, kemudian 2 orang pemilah sampah an organik mengumpulkan plastik dan sejenisnya untuk dijual. “Kami tidak menggajinya, mereka sukarela mengambil sampah an organik untuk dijual,” ujar Bandesa Adat Buleleng, Nyoman Sutrisna, saat ditemui Ketua KPID Bali Agus Astapa bersama Komisioner KPID Bali lainnya, Senin, 11 Agustus 2025.
Selanjutnya, sampah organik diolah menjadi pupuk kompos. Kompos ini telah dicoba di lingkungan sekitar yang membuat beragam tumbuhan menjadi subur. Per kompos dijual kepada masyarakat Rp 7.500. “Hanya saja pupuk kompos kami belum banyak yang beli, tolong dibantu promosikan,” ujar Bandesa yang mantan Kadis Pariwisata Buleleng itu.
Selain kompos, di TPS 3R ini juga mengelola sampah buah-buahan yang dijadikan Eco Enzyme. Banyak cairan telah dihasilkan, dengan manfaat sangat banyak. Salah satunya, membuat lokasi TPS 3R tidak berbau dan tidak dipenuhi lalat seperti TPS umumnya. Bahkan, Eco Enzyme di sini telah diolah menjadi berbagai produk kesehatan. Hal ini membuat sebuah universitas sedang meneliti Eco Enzyme produk TPS 3R Desa Adat Buleleng ini.
Sampah dari buah-buahan ini, banyak didapatkan karena di Setra Desa Adat Buleleng kerap menerima kremasi krama Hindu yang meninggal, sehingga lungsuran yang tidak terpakai akan diolah menjadi pupuk kompos dan Eco Enzym. “Kami sejak awal ingin lingkungan bersih dengan mengelola sampah secara baik tanpa mengirim sampah ke tempat lain, terutama sampah organik,” ujar Sutrisna.
 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *