UNDANG IBU SUASTINI KOSTER, KPID BALI BEKERJA SAMA DENGAN KPPAD BALI DAN KI BALI AJAK MASYARAKAT WASPADAI AKSI PEDOFILIA

KPID, KPPAD, dan KI Provinsi Bali bersinergi laksanakan Webinar dengan Tema “Keterbukaan Informasi dan Gerakan Pencerdasan Anak Dalam Penyelenggaraan Perlindungan Anak dari Serangan Pedofilia.”

Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali, Ny. Putri Suastini Koster mengatakan dalam 10 Program PKK disebutkan bahwa seorang ibu harus mampu membimbing anak-anak dan seluruh anggota keluarganya untuk dapat mengikuti 10 program tersebut. Mulai penghayatan pengamalangamelanila, gotong royong, bagaimana kita peduli pangan, sandang, papan, kesehatan, lingkungan, bahkan sampai urusan berkoperasi, termasuk merencanakan hal-hal yang sehat untuk kehidupan.

“Saya merasa terpanggil, apapun situasi yang menimpa saat ini, saat pandemi COVID-19, kita boleh fokus pada protokol kesehatan. Namun, ada hal lain yang juga patut diwaspadai, seperti HIV/AIDS, narkoba, kenakalan remaja, hingga pedofilia. Kalau sampai hal ini terjadi pada anak-anak, tentu dapat merusak generasi muda bangsa ini.” Kata Putri Koster saat menjadi keynote speaker dalam kegiatan Webinar dengan tema “Keterbukaan Informasi dan Gerakan Pencerdasan Anak Dalam Penyelenggaraan Perlindungan Anak dari Serangan Pedofilia.” Kamis, (27/8/2020).

Seniman multi talenta ini menilai, pedofilia dapat diibaratkan seperti predator atau singa di hutan rimba yang begitu tenang dalam mengintai dan dalam waktu yang tepat menerkam korbannya.

“Anak-anak kita menjadi korban. Kemudian anak itu setelah dewasa ikut menjadi predator anak generasi berikutnya. Apapun situasi yang menimpa kita, kewaspadaan kita dalam menjaga anak adalah tugas dan kewajiban kita. Apapun yang kita perjuangkan, bila tugas domestic menjaga anak-anak kita belum sukses, maka belum paripurna kesuksesan kita.” Ujarnya.

Intinya, ia mengatakan bahwa saat ini komunikasi adalah hal terpenting. “Jangan koh ngomong, kalau sudah melihat hal yang mencurigakan langsung tindak lanjuti.” Pesan Putri Koster.

Ia juga mengapresiasi pelaksanaan webinar ini dan ia berharap webinar semacam ini dapat diselenggarakan lagi kedepannya dengan topik yang berbeda tentunya tak lepas dari perempuan dan anak.

Sementara, Ketua KPPAD Bali, A.A. Sagung Anie Asmoro mengatakan, Bali menjadi urutan ketiga dalam target pedofilia setelah Filipina dan Thailand. Anak memiliki hak untuk mendapatkan perlindungan dari kekerasan seksual. Ia juga menyebutkan bahwa pelaku pedofilia biasanya paruh baya dan korbannya merupakan anak di bawah 13 tahun.

Kasus yang terjadi di Bali juga tidak hanya dilakukan oleh orang asing, melainkan juga dilakukan oleh orang Indonesia. Bahkan kasus di Singaraja dan Karangasem merupakan orang Bali, sedangkan kasus di Jembrana jatuh korban sebanyak 28 anak. Ia mengimbau agar masyarakat dan orang tua jangan terlalu percaya pada orang asing atau orang baru yang kita kenal.

Webinar ini juga menghadirkan narasumber lain seperti Ni Wayan Yudiartini selaku Anggota KPID Bali, I.G.A Widiana Kepakisan, dan akademisi Dr. A.A.A. Tini Rusmini Gorda yang disertasinya membahas soal kasus pedofilia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *